INOVASI
Kita terbiasa berkiblat ke Barat dan negara maju lain
dalam inovasi dan terobosan. Memang
negara maju bertanggung jawab atas hampir semua inovasi utama selama
abad terakhir, mencapai supremasi besar bahkan melebihi Uni Soviet sejak tahun
1960-an.
Berinovasi untuk “Dasar Piramida”
Profesor
bisnis India yang terkenal, C.K. Prahalad telah lama mendorong perusahaan barat
untuk menganggap serius hal yang ia sebut melalui judul bukunya yang terakhir,
T he Fortune at the Bottom of the Pyramid (keberuntungan di dasar piramida).
Bagian dari kasusnya berasal dari analisis Abraham Maslow tentang hierarki
kebutuhan manusia. Saat kita memuaskan kebutuhan dasar kita yaitu makanan,
tempat tinggal, dan keamanan, kita juga berupaya memuaskan kebutuhan pada
tingkatan yang lebih tinggi untuk pemunuhan dan akulturasi diri. Dunia masa
kini dipenuhi hal-hal yang lebih murah, lebih baik, lebih cepat, dunia dengan
fungsionalitas yang meningkat, pemutakhiran yang teratur, dan desain produk
yang bahkan kita tidak pernah tahu bahwa kita membutuhkannya, hingga produk
tersebut muncul.
Dalam
bukunya, Prahalad menyajikan sejumlah inovasi yang sama-sama meyakinkan
dikendalikan oleh pebisnis dan wirausahawan lokal serta perusahaan dunia.
Banyak yang merasa kesulitan berfokus pada jenis inovasi yang dibutuhkan untuk
bertahan dan berhasil di puncak piramida sementara pada waktu yang sama
mengembangkan model dan praktik yang dibutuhkan untuk membuat dampak di dasar
piramida. Sebaliknya, kita dapat melihat lebih banyak bukti wirausahawan yang
bergairah dan pebisnis lokal yang lebih terlibat penuh dengan visi Prahalad
“menghapuskan kemiskinan melalui laba”. Inilah salah satu alasan kita harus
mulai melihat di luar pasar negara maju untuk memperoleh kapasitas guna
menciptakan nilai dengan cara baru yang lebih sesuai untuk kondisi lokal.
Alasan lainnya yaitu motivasi kuat bagi negara yang baru pertama kali
mengembangkan perekonomiannya, untuk belajar dari kesalahan yang dilakukan
negara lainnya dalam tahap perkembangannya. Kemampuan untuk belajar dan
melakukan terobosan ini menawarkan manfaat yang jelas bagi mereka yang belum
terjebak di pasar, proses produksi, dan model bisnis tertentu.
v
Tempat Yang Menemukan Kekuatannya Negara maju, khususnya di Barat dan Jepang telah menikmati kendali penuh atas inovasi ilmiah dan teknologi begitu lama, sehingga mereka hampir tidak siap jika pengembangan baru yang signifikan muncul di tempat lain. Banyak negara dan wilayah berkembang berinvestasi di bidang percobaan ilmiah modern, guna mengembangkan kemampuan dan platform baru yang memungkinkan mereka memainkan peran inovatif, yang jauh lebih besar pada dekade mendatang. Dalam semangat untuk mencapai sasaran kelahiran kembali dan pembaharuan ini, Organization of Afrika Unity (Organisasi Persatuan Afrika) memberi mandat pada kepala negara Aljazair, Mesir, Nigeria, Senegal dan Afrika Selatan untuk menciptakan kerangka kerja pengembangan yang terintegrasi untuk benua ini. Hal ini menghasilkan New Partnership for Africa’s Development/ NEPAD (Kerjasama Baru untuk Pengenbangan Afrika) pada 2001, yang baru-baru ini mengembangkan rencana koheren untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di seluruh Afrika. Komponen penting NEPAD yaitu pembangunan empat “pusat keunggulan” baru di Afrika, dengan pusat pertama yang telah dibuka sebuah fasilitas bioscience baru untuk Afrika bagian timur dan tengah, yang berlokasi di Nairobi dan ditujukan untuk menghasilkan solusi baru bagi masalah pangan di Afrika, mengembangkan tanaman kaya nutrisi yang tahan terhadap tekanan dan penyakit, dan menciptakan vaksin untuk penyakit binatang ternak.
Tempat Yang Menemukan Kekuatannya Negara maju, khususnya di Barat dan Jepang telah menikmati kendali penuh atas inovasi ilmiah dan teknologi begitu lama, sehingga mereka hampir tidak siap jika pengembangan baru yang signifikan muncul di tempat lain. Banyak negara dan wilayah berkembang berinvestasi di bidang percobaan ilmiah modern, guna mengembangkan kemampuan dan platform baru yang memungkinkan mereka memainkan peran inovatif, yang jauh lebih besar pada dekade mendatang. Dalam semangat untuk mencapai sasaran kelahiran kembali dan pembaharuan ini, Organization of Afrika Unity (Organisasi Persatuan Afrika) memberi mandat pada kepala negara Aljazair, Mesir, Nigeria, Senegal dan Afrika Selatan untuk menciptakan kerangka kerja pengembangan yang terintegrasi untuk benua ini. Hal ini menghasilkan New Partnership for Africa’s Development/ NEPAD (Kerjasama Baru untuk Pengenbangan Afrika) pada 2001, yang baru-baru ini mengembangkan rencana koheren untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di seluruh Afrika. Komponen penting NEPAD yaitu pembangunan empat “pusat keunggulan” baru di Afrika, dengan pusat pertama yang telah dibuka sebuah fasilitas bioscience baru untuk Afrika bagian timur dan tengah, yang berlokasi di Nairobi dan ditujukan untuk menghasilkan solusi baru bagi masalah pangan di Afrika, mengembangkan tanaman kaya nutrisi yang tahan terhadap tekanan dan penyakit, dan menciptakan vaksin untuk penyakit binatang ternak.
India
dengan sejarah investasi dan komitmen pada kepemipinan ilmiah yang lebih
panjang, telah membuat langkah signifikan beberapa tahun terakhir. Sebagian
merupakan hasil kebijakan pemerintahan yang progresif yang sejak akhir tahun
1990-an telah menempatkan penekanan strategis pada beberapa area teknologi
utama, termasuk bioteknologi, vaksin, persenjataan canggih, serta luar angkasa
dan pertahanan. Fokus utama pemerintah adalah memenuhi kebutuhan nyata manusia
dan meningkatkan taraf hidup. Selain itu yang paling penting India telah
membuktikan dirinya mampu menciptakan produk dan jasa inovatif orisinal yang
sesuai bagi dan dapat diakses oleh orang yang hidup dengan pendapatan relatif
rendah. Kapasitas pengusaha dan perusahaan India untuk menginovasi
produk-produk baru, berpindah ke wilayah yang berteknologi tinggi yang
sebelumnya didominasi oleh negara maju, termasuk mobil dan komputer. Hal ini
menunjukan bahwa inovasi-inovasi dari dunia berkembang mungkin tidak hanya
semata-mata menantang teknologi barat, tetapi telah melampauinya serta
menciptakan tolak ukur baru bagi seluruh dunia.
- Solusi yang Sustainable
Seperti
yang ditekankan pada bab 8, “Manusia dan Planet”, konsep yang berkesinambungan
akan menjadi pusat perhatian di seluruh belahan dunia di tahun-tahun mendatang.
Kesinambungan menjadi lebih diperhitungkan secara politis dan sensitif, saat
dunia berkembang menggunakan dan semakin memerlukan energi sebagian besar yang digunakan
dalam bentuk batu bara, sumber energi yang termurah dan banyak tersedia serta
bernilai tinggi untuk lingkungan. Namun, wilayah informasi terpenting yang akan
memungkinkan masa depan yang berkesinambungan bagi planet ini berada dalam
lahan energi. Di sini, orang melakukan keinginannya dan tempat yang menemukan
kekuatannya akan memperoleh peran yang semakin penting untuk dilakukan.
- Tempat Yang Menemukan Kekuatannya
Di
seluruh dunia berkembang orang meneliti, menciptakan, dan memperbaiki cara
mendapatkan energi tanpa mengeluarkan karbondioksida dan polutan lain. Listrik
tenaga gelombang laut dan arus pasang surut tampaknya sangat menjanjikan di
banyak wilayah pantai. Skotlandia muncul sebagai pemimpin dalam teknologi ini.
Korea Selatan juga telah meluncurkan proyek ambisius listrik tenaga arus pasang
surut yang diharapkan menghasilkan kelebihan 250 megawatt. Sementara itu,
proyek listrik tenaga arus pasang surut terbesar di dunia yang diharapkan
menghasilkan 300 megawatt, dijalankan di muara sungai Yalu di Cina. Kita juga
terus menyaksikan inovasi dan perbaikan dalam hal efisiensi listrik tenaga
angin. Mikroturbin yang menggunakan biogas memiliki potensi nyata, khususnya
bagi daerah pedesaan, dan sedang diuji di India. Sementara kecanggihan
teknologi ini berasal dari perekonomian yang maju, secara bersama-sama mereka
menyediakan peluang nyata bagi negara berkembang untuk mengungguli
ketergantungan barat pada jaringan listrik yang mahal dan terpusat.
Bermacam-macam teknologi energi baru secara kreatif dapat dikombinasikan di
negara berkembang untuk mencapai solusi micropower yang tersalurkan dan
sustainable, guna memenuhi permintaan energi yang terus bertambah.
Saat
ini Cina menempatkan taruhan besar pada listrik tenaga nuklir. Bahkan James
Lovelock, pencipta hipotesis Gaia yang sangat dikagumi, telah menyatakan dengan
kuat mengenai tenaga nuklir pada Mei 2004 bahwa,”peradaban berada dalam bahaya
yang akan segera muncul dan kita harus menggunakan nuklir sumber energi yang
aman dan tersedia sekarang atau jika tidak, rasakan derita yang akan segera
ditimbulkan oleh planet kita yang kejam ini”. Banyak pecinta lingkungan, dan
juga kaum visioner terkenal dalam bidang solusi energi, seperti Amory Lovins,
dengan keras menolak validitas solusi nuklir, debat ini cenderung memanas saat
opsi nuklir terus menjadi objek penelitian baru. Ahli fisika dan teknik di
Universitas Tsinghua, Beizing telah membuat kemajuan besar pertama dalam
seperempat abad, yaitu membangun sebuah fasilitas pembangkit tenaga nuklir baru
yang menjanjikan sebagai cara yang telah baik untuk mengendalikan atom reaktor
peeble-bed. Reaktor ini cukup kecil untuk dirakit dari bagian-bagian yang
diproduksi secara massal dan cukup murah bagi konsumen tanpa milyaran dolar di
rekening banknya. Aspek transformatif yang paling potensial dari inovasi ini
adalah prospek bahwa reaktor bersuhu tinggi yang baru ini tidak hanya
menciptakan listrik yang berlimpah tetapi, dengan cara melakukan pemisahan air
termokimia juga dapat berfungsi memproduksi hidrogen dalam jumlah banyak.
- Pendidikan dan Pembelajaran
Bukanlah
hal baru jika kita berpendapat bahwa pendidikan dan pembelajaran merupakan
faktor penentu keberhasilan di dunia masa kini yang cepat berubah ini. Sering
diperdebatkan bahwa negara-negara bersaing yang beroperasi dalam perekonomian
dunia khususnya, terlibat dalam perlombaan pembelajaran masyarakat yang paling
cepat mengadaptasikan keterampilan, pengetahuan, dan kapasitasnya dengan dunia
yang terus berubah akan menjadi pemenang. Penelitian OECD baru-baru ini
misalnya, mencatat bahwa pemahaman kita tentang makna pembelajaran, cara otak
berfungsi dan sifat multidimensi”kecerdasan” tidak meningkat sepanjang sejarah
manusia. Kita juga mengetahui bahwa faktor pembelajaran semata-mata bukan lagi
merupakan sasaran pendidikan yang cukup. Informasi dapat langsung diakses di
data base, membuat pembelajaran urutan fakta menjadi hal yang usang. Dan juga
pengetahuan ahli yang kita peroleh memiliki penerapan yang terbatas waktu
diluar akademi.
Dari
Howard Gardner, kita telah mempelajari
tentang jenis kecerdasan manusia yang penting dibalik kecerdasan
linguistik dan logika atau matematika yang diajarkan dan diujikan sekolah. Dari
Daniel Goleman, kita telah mempelajari pentingnya “EQ” kecerdasan emosi sebagai
pengukuran kecerdasan penting, berbeda tapi sama pentingnya seperti IQ. Banyak
inisiatif baru telah dimunculkan untuk menemukan dan mensosialisasikan cara
yang lebih baik dalam mendidik anak dan menciptakan kondisi yang memungkinkan
bagi semua agar menjadi “pembelajar seumur hidup”. Institusi pendidikan kita
sering menjadi tawanan dari legalitas mereka sendiri, terjebak dalam prosedur
dan norma yang dibuat panjang. Pengharapan masyarakat mengenai akreditasi dan
eksperimentasi batasan nilai dan legitiminasi masalah kinerja dan labilitas
telah mengarahkan ke fokus ekstrem pada matriks, pengukuran, dan pengujian yang
secara tidak sengaja membekukan inovasi dan mengurangi waktu pengajaran. Dengan
penentuan karakteristik, pemerintahan Singapura telah mengenalkan sejumlah
perubahan untuk menstimulasi orientasi ulang sistem. Hal ini telah mengurangi
isi kurikulum sampai 30 persen untuk membebaskan waktu berpikir, refleksi,
serta lintas kedisiplinan dan pembelajaran yang diarahkan sendiri sekaligus
memberi petunjuk pada guru bahwa, sesuatu yang berbeda diharapkan dari mereka.
Robert Brown, provost MIT mengatakan bahwa, “perubahan dalam sistem pendidikan
yang lebih tinggi di Singapura dalam lima atau enam tahun terakhir bertujuan
untuk meningkatkan wawasan siswa. Hal tersebut merupakan perubahan yang benar
dan penting untuk menciptakan manusia yang berpendidikan tinggi tetapi
fleksibel”. Sekali lagi inovasi yang benar-benar penting dalam pendidikan dan
pembelajaran mungkin berasal dari orang yang melakukan keinginannya dan tempat
yang menemukan kekuatannya.
- Tempat Yang Menemukan Kekuatannya
Sekarang
ini dunia berkembang tampaknya sudah siap untuk “ledakan cambrian” dari inovasi
dan percobaan dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Faktor utama yang
mendorong hal ini adalah permintaan mendesak akan pendidikan di antara orang
yang dapat melihat janji dari masa depan yang berbeda dan lebih makmur untuk
mereka yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk berpartisipasi di
dalamnya. Barangkali terdapat satu pelajaran yang dapat diambil dari India,
dimana satelit baru yang secara eksklusif didedikasikan untuk pendidikan dan
pengajaran telah diluncurkan. Dengan meniru “Edustat”, satelit ini bertujuan
untuk mengatasi buta huruf dan kurangnya guru yang terlatih dengan menggunakan
teknologi titik cahaya kuat yang dapat ditangkap oleh piring satelit kecil
untuk menntansmisi program pendidikan ke 1000 sekolah di desa (segera diperluas
ke 10.000 sekolah lainnya). Inovasi yang sangat berbeda di India memperlihatkan
kekuatan penididikan yang secara eksplisit diarahkan pada pendukungan komunitas
yang lebih kuat, dan peningkatan kualitas hidup bagi siswa dan lingkungannya.
Bareefoot College, yang diresmikan pada 1972 di desa Tilonia, Rajasthan
didirikan berdasarkan premis bahwa solusi masalah pedesaan terletak pada
komunitas, bukan dengan “para ahli” eksternal. Ini merupakan tempat dimana guru
adalah siswa dan siswa adalah guru. Ini adalah tempat tanpa gelar dan sertifikat
yang diberikan, karena dalam pengembangan tidak ada ahli hanya narasumber.
India juga merupakan rumah bagi inovasi pembelajaran dan pendidikan yang
dijalankan melalui cara yang lebih tradisional, serta telah menaruh perhatian
khusus pada penyebaran manfaat era digital. Pada tahun 2002, pemerintahan
negara bagian Kerala meluncurkan salah satu inisiatif “e-literacy” (melek
internet) yang paling ambisius di dunia berkembang. Namun barangkali revolusi
pembelajaran terbesar yang didukung teknologi dapat ditemukan di Cina, yang
digerakkan oleh kebutuhan industrinya yang mendunia. Sebagaimana pengamatan
Levy, Cina tahu bahwa negaranya harus segera menyesuaikan diri dengan
perekonomian pengetahuan abad 21. Penduduk Cina sadar bahwa mereka menghadapi
bahaya kekurangan keterampilan dan pengetahuan pada masa yang penting yaitu
saat meningkatnya ekspansi dan kompetisi global. Setelah menunjukan
kemampuannya membangun kota yang maju dari lahan pertanian hanya selama
beberapa dekade, dan setelah menjadi pusat manufaktur dunia yang memulai
usahanya dari nol dalam jangka waktu yang sama. Inovasi yang akan membantu kita
memanfaatkan kesempatan dan merespons tantangan, pada akhirnya akan berasal
dari lebih banyak sumber dari pada yang kita harapkan. Sementara sumber penemuan
dan perubahan yang lebih terdistribusi dan lebih beragam tidak dirugikan lagi
akan memicu kecemasan, bahkan kebingungan, khususnya di barat. Hal ini terbukti
menjadi penyelamatan bersama yang bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar