Minggu, 22 Juli 2012

Agenda Dunia Abad 21


INOVASI

  Kita terbiasa berkiblat ke Barat dan negara maju lain dalam inovasi dan terobosan. Memang  negara maju bertanggung jawab atas hampir semua inovasi utama selama abad terakhir, mencapai supremasi besar bahkan melebihi Uni Soviet sejak tahun 1960-an.  Berinovasi untuk “Dasar Piramida”
Profesor bisnis India yang terkenal, C.K. Prahalad telah lama mendorong perusahaan barat untuk menganggap serius hal yang ia sebut melalui judul bukunya yang terakhir, T he Fortune at the Bottom of the Pyramid (keberuntungan di dasar piramida). Bagian dari kasusnya berasal dari analisis Abraham Maslow tentang hierarki kebutuhan manusia. Saat kita memuaskan kebutuhan dasar kita yaitu makanan, tempat tinggal, dan keamanan, kita juga berupaya memuaskan kebutuhan pada tingkatan yang lebih tinggi untuk pemunuhan dan akulturasi diri. Dunia masa kini dipenuhi hal-hal yang lebih murah, lebih baik, lebih cepat, dunia dengan fungsionalitas yang meningkat, pemutakhiran yang teratur, dan desain produk yang bahkan kita tidak pernah tahu bahwa kita membutuhkannya, hingga produk tersebut muncul.
Dalam bukunya, Prahalad menyajikan sejumlah inovasi yang sama-sama meyakinkan dikendalikan oleh pebisnis dan wirausahawan lokal serta perusahaan dunia. Banyak yang merasa kesulitan berfokus pada jenis inovasi yang dibutuhkan untuk bertahan dan berhasil di puncak piramida sementara pada waktu yang sama mengembangkan model dan praktik yang dibutuhkan untuk membuat dampak di dasar piramida. Sebaliknya, kita dapat melihat lebih banyak bukti wirausahawan yang bergairah dan pebisnis lokal yang lebih terlibat penuh dengan visi Prahalad “menghapuskan kemiskinan melalui laba”. Inilah salah satu alasan kita harus mulai melihat di luar pasar negara maju untuk memperoleh kapasitas guna menciptakan nilai dengan cara baru yang lebih sesuai untuk kondisi lokal. Alasan lainnya yaitu motivasi kuat bagi negara yang baru pertama kali mengembangkan perekonomiannya, untuk belajar dari kesalahan yang dilakukan negara lainnya dalam tahap perkembangannya. Kemampuan untuk belajar dan melakukan terobosan ini menawarkan manfaat yang jelas bagi mereka yang belum terjebak di pasar, proses produksi, dan model bisnis tertentu.
v 
              Tempat Yang Menemukan Kekuatannya Negara maju, khususnya di Barat dan Jepang telah menikmati kendali penuh atas inovasi ilmiah dan teknologi begitu lama, sehingga mereka hampir tidak siap jika pengembangan baru yang signifikan muncul di tempat lain. Banyak negara dan wilayah berkembang berinvestasi di bidang percobaan ilmiah modern, guna mengembangkan kemampuan dan platform baru yang memungkinkan mereka memainkan peran inovatif, yang jauh lebih besar pada dekade mendatang. Dalam semangat untuk mencapai sasaran kelahiran kembali dan pembaharuan ini, Organization of Afrika Unity (Organisasi Persatuan Afrika) memberi mandat pada kepala negara Aljazair, Mesir, Nigeria, Senegal dan Afrika Selatan untuk menciptakan kerangka kerja pengembangan yang terintegrasi untuk benua ini. Hal ini menghasilkan New Partnership for Africa’s Development/ NEPAD (Kerjasama Baru untuk Pengenbangan Afrika) pada 2001, yang baru-baru ini mengembangkan rencana koheren untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di seluruh Afrika. Komponen penting NEPAD yaitu pembangunan empat “pusat keunggulan” baru di Afrika, dengan pusat pertama yang telah dibuka sebuah fasilitas bioscience baru untuk Afrika bagian timur dan tengah, yang berlokasi di Nairobi dan ditujukan untuk menghasilkan solusi baru bagi masalah pangan di Afrika, mengembangkan tanaman kaya nutrisi yang tahan terhadap tekanan dan penyakit, dan menciptakan vaksin untuk penyakit binatang ternak.
India dengan sejarah investasi dan komitmen pada kepemipinan ilmiah yang lebih panjang, telah membuat langkah signifikan beberapa tahun terakhir. Sebagian merupakan hasil kebijakan pemerintahan yang progresif yang sejak akhir tahun 1990-an telah menempatkan penekanan strategis pada beberapa area teknologi utama, termasuk bioteknologi, vaksin, persenjataan canggih, serta luar angkasa dan pertahanan. Fokus utama pemerintah adalah memenuhi kebutuhan nyata manusia dan meningkatkan taraf hidup. Selain itu yang paling penting India telah membuktikan dirinya mampu menciptakan produk dan jasa inovatif orisinal yang sesuai bagi dan dapat diakses oleh orang yang hidup dengan pendapatan relatif rendah. Kapasitas pengusaha dan perusahaan India untuk menginovasi produk-produk baru, berpindah ke wilayah yang berteknologi tinggi yang sebelumnya didominasi oleh negara maju, termasuk mobil dan komputer. Hal ini menunjukan bahwa inovasi-inovasi dari dunia berkembang mungkin tidak hanya semata-mata menantang teknologi barat, tetapi telah melampauinya serta menciptakan tolak ukur baru bagi seluruh dunia. 

  • Solusi yang Sustainable
Seperti yang ditekankan pada bab 8, “Manusia dan Planet”, konsep yang berkesinambungan akan menjadi pusat perhatian di seluruh belahan dunia di tahun-tahun mendatang. Kesinambungan menjadi lebih diperhitungkan secara politis dan sensitif, saat dunia berkembang menggunakan dan semakin memerlukan energi sebagian besar yang digunakan dalam bentuk batu bara, sumber energi yang termurah dan banyak tersedia serta bernilai tinggi untuk lingkungan. Namun, wilayah informasi terpenting yang akan memungkinkan masa depan yang berkesinambungan bagi planet ini berada dalam lahan energi. Di sini, orang melakukan keinginannya dan tempat yang menemukan kekuatannya akan memperoleh peran yang semakin penting untuk dilakukan.
  •  Tempat Yang Menemukan Kekuatannya
Di seluruh dunia berkembang orang meneliti, menciptakan, dan memperbaiki cara mendapatkan energi tanpa mengeluarkan karbondioksida dan polutan lain. Listrik tenaga gelombang laut dan arus pasang surut tampaknya sangat menjanjikan di banyak wilayah pantai. Skotlandia muncul sebagai pemimpin dalam teknologi ini. Korea Selatan juga telah meluncurkan proyek ambisius listrik tenaga arus pasang surut yang diharapkan menghasilkan kelebihan 250 megawatt. Sementara itu, proyek listrik tenaga arus pasang surut terbesar di dunia yang diharapkan menghasilkan 300 megawatt, dijalankan di muara sungai Yalu di Cina. Kita juga terus menyaksikan inovasi dan perbaikan dalam hal efisiensi listrik tenaga angin. Mikroturbin yang menggunakan biogas memiliki potensi nyata, khususnya bagi daerah pedesaan, dan sedang diuji di India. Sementara kecanggihan teknologi ini berasal dari perekonomian yang maju, secara bersama-sama mereka menyediakan peluang nyata bagi negara berkembang untuk mengungguli ketergantungan barat pada jaringan listrik yang mahal dan terpusat. Bermacam-macam teknologi energi baru secara kreatif dapat dikombinasikan di negara berkembang untuk mencapai solusi micropower yang tersalurkan dan sustainable, guna memenuhi permintaan energi yang terus bertambah.
Saat ini Cina menempatkan taruhan besar pada listrik tenaga nuklir. Bahkan James Lovelock, pencipta hipotesis Gaia yang sangat dikagumi, telah menyatakan dengan kuat mengenai tenaga nuklir pada Mei 2004 bahwa,”peradaban berada dalam bahaya yang akan segera muncul dan kita harus menggunakan nuklir sumber energi yang aman dan tersedia sekarang atau jika tidak, rasakan derita yang akan segera ditimbulkan oleh planet kita yang kejam ini”. Banyak pecinta lingkungan, dan juga kaum visioner terkenal dalam bidang solusi energi, seperti Amory Lovins, dengan keras menolak validitas solusi nuklir, debat ini cenderung memanas saat opsi nuklir terus menjadi objek penelitian baru. Ahli fisika dan teknik di Universitas Tsinghua, Beizing telah membuat kemajuan besar pertama dalam seperempat abad, yaitu membangun sebuah fasilitas pembangkit tenaga nuklir baru yang menjanjikan sebagai cara yang telah baik untuk mengendalikan atom reaktor peeble-bed. Reaktor ini cukup kecil untuk dirakit dari bagian-bagian yang diproduksi secara massal dan cukup murah bagi konsumen tanpa milyaran dolar di rekening banknya. Aspek transformatif yang paling potensial dari inovasi ini adalah prospek bahwa reaktor bersuhu tinggi yang baru ini tidak hanya menciptakan listrik yang berlimpah tetapi, dengan cara melakukan pemisahan air termokimia juga dapat berfungsi memproduksi hidrogen dalam jumlah banyak. 
  • Pendidikan dan Pembelajaran
Bukanlah hal baru jika kita berpendapat bahwa pendidikan dan pembelajaran merupakan faktor penentu keberhasilan di dunia masa kini yang cepat berubah ini. Sering diperdebatkan bahwa negara-negara bersaing yang beroperasi dalam perekonomian dunia khususnya, terlibat dalam perlombaan pembelajaran masyarakat yang paling cepat mengadaptasikan keterampilan, pengetahuan, dan kapasitasnya dengan dunia yang terus berubah akan menjadi pemenang. Penelitian OECD baru-baru ini misalnya, mencatat bahwa pemahaman kita tentang makna pembelajaran, cara otak berfungsi dan sifat multidimensi”kecerdasan” tidak meningkat sepanjang sejarah manusia. Kita juga mengetahui bahwa faktor pembelajaran semata-mata bukan lagi merupakan sasaran pendidikan yang cukup. Informasi dapat langsung diakses di data base, membuat pembelajaran urutan fakta menjadi hal yang usang. Dan juga pengetahuan ahli yang kita peroleh memiliki penerapan yang terbatas waktu diluar akademi.
Dari Howard Gardner, kita telah mempelajari  tentang jenis kecerdasan manusia yang penting dibalik kecerdasan linguistik dan logika atau matematika yang diajarkan dan diujikan sekolah. Dari Daniel Goleman, kita telah mempelajari pentingnya “EQ” kecerdasan emosi sebagai pengukuran kecerdasan penting, berbeda tapi sama pentingnya seperti IQ. Banyak inisiatif baru telah dimunculkan untuk menemukan dan mensosialisasikan cara yang lebih baik dalam mendidik anak dan menciptakan kondisi yang memungkinkan bagi semua agar menjadi “pembelajar seumur hidup”. Institusi pendidikan kita sering menjadi tawanan dari legalitas mereka sendiri, terjebak dalam prosedur dan norma yang dibuat panjang. Pengharapan masyarakat mengenai akreditasi dan eksperimentasi batasan nilai dan legitiminasi masalah kinerja dan labilitas telah mengarahkan ke fokus ekstrem pada matriks, pengukuran, dan pengujian yang secara tidak sengaja membekukan inovasi dan mengurangi waktu pengajaran. Dengan penentuan karakteristik, pemerintahan Singapura telah mengenalkan sejumlah perubahan untuk menstimulasi orientasi ulang sistem. Hal ini telah mengurangi isi kurikulum sampai 30 persen untuk membebaskan waktu berpikir, refleksi, serta lintas kedisiplinan dan pembelajaran yang diarahkan sendiri sekaligus memberi petunjuk pada guru bahwa, sesuatu yang berbeda diharapkan dari mereka. Robert Brown, provost MIT mengatakan bahwa, “perubahan dalam sistem pendidikan yang lebih tinggi di Singapura dalam lima atau enam tahun terakhir bertujuan untuk meningkatkan wawasan siswa. Hal tersebut merupakan perubahan yang benar dan penting untuk menciptakan manusia yang berpendidikan tinggi tetapi fleksibel”. Sekali lagi inovasi yang benar-benar penting dalam pendidikan dan pembelajaran mungkin berasal dari orang yang melakukan keinginannya dan tempat yang menemukan kekuatannya.
  •   Tempat Yang Menemukan Kekuatannya
Sekarang ini dunia berkembang tampaknya sudah siap untuk “ledakan cambrian” dari inovasi dan percobaan dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Faktor utama yang mendorong hal ini adalah permintaan mendesak akan pendidikan di antara orang yang dapat melihat janji dari masa depan yang berbeda dan lebih makmur untuk mereka yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk berpartisipasi di dalamnya. Barangkali terdapat satu pelajaran yang dapat diambil dari India, dimana satelit baru yang secara eksklusif didedikasikan untuk pendidikan dan pengajaran telah diluncurkan. Dengan meniru “Edustat”, satelit ini bertujuan untuk mengatasi buta huruf dan kurangnya guru yang terlatih dengan menggunakan teknologi titik cahaya kuat yang dapat ditangkap oleh piring satelit kecil untuk menntansmisi program pendidikan ke 1000 sekolah di desa (segera diperluas ke 10.000 sekolah lainnya). Inovasi yang sangat berbeda di India memperlihatkan kekuatan penididikan yang secara eksplisit diarahkan pada pendukungan komunitas yang lebih kuat, dan peningkatan kualitas hidup bagi siswa dan lingkungannya. Bareefoot College, yang diresmikan pada 1972 di desa Tilonia, Rajasthan didirikan berdasarkan premis bahwa solusi masalah pedesaan terletak pada komunitas, bukan dengan “para ahli” eksternal. Ini merupakan tempat dimana guru adalah siswa dan siswa adalah guru. Ini adalah tempat tanpa gelar dan sertifikat yang diberikan, karena dalam pengembangan tidak ada ahli hanya narasumber. India juga merupakan rumah bagi inovasi pembelajaran dan pendidikan yang dijalankan melalui cara yang lebih tradisional, serta telah menaruh perhatian khusus pada penyebaran manfaat era digital. Pada tahun 2002, pemerintahan negara bagian Kerala meluncurkan salah satu inisiatif “e-literacy” (melek internet) yang paling ambisius di dunia berkembang. Namun barangkali revolusi pembelajaran terbesar yang didukung teknologi dapat ditemukan di Cina, yang digerakkan oleh kebutuhan industrinya yang mendunia. Sebagaimana pengamatan Levy, Cina tahu bahwa negaranya harus segera menyesuaikan diri dengan perekonomian pengetahuan abad 21. Penduduk Cina sadar bahwa mereka menghadapi bahaya kekurangan keterampilan dan pengetahuan pada masa yang penting yaitu saat meningkatnya ekspansi dan kompetisi global. Setelah menunjukan kemampuannya membangun kota yang maju dari lahan pertanian hanya selama beberapa dekade, dan setelah menjadi pusat manufaktur dunia yang memulai usahanya dari nol dalam jangka waktu yang sama. Inovasi yang akan membantu kita memanfaatkan kesempatan dan merespons tantangan, pada akhirnya akan berasal dari lebih banyak sumber dari pada yang kita harapkan. Sementara sumber penemuan dan perubahan yang lebih terdistribusi dan lebih beragam tidak dirugikan lagi akan memicu kecemasan, bahkan kebingungan, khususnya di barat. Hal ini terbukti menjadi penyelamatan bersama yang bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar